Minggu, 24 November 2024

KIB Diprediksi Masih Buka Pintu buat Parpol Lain sampai Agustus 2023

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra dan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar. Foto: istimewa

Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih terbuka untuk partai lain yang mau bergabung.

Pernyataan itu merespons pertemuannya dengan Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra, Senin (19/9/2022), di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

“KIB masih terbuka. Kami masih berbicara dengan partai-partai lain di luar koalisi,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Kamis (22/9).

Pihak Gerindra sendiri menanggapi positif pertemuan Airlangga dan Prabowo dalam konteks sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Cecep Hidayat Pengamat Politik dari Universitas Indonesia menilai peluang menambah kekuatan koalisi seperti yang dikatakan Airlangga Hartarto dalam dunia politik merupakan hal yang lumrah.

“Sekarang kan semua pintu masih terbuka. Masih penjajakan. Yang terlihat PDIP bisa sendiri, KIB, Gerindra-PKB, lalu PKS-Nasdem-Demokrat. Dari sana bisa saja terbuka pintu koalisi yang lain,” ucapnya kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).

Dia menambahkan, akhir tahun 2022, sejumlah parpol akan melangsungkan rakernas. Kemungkinan besar, ada nama-nama capres-cawapres yang muncul dari situ.

“Perkiraan saya, sampai Juli hingga akhir Agustus 2023, siapa yang akan mendeklarasikan pertama, lalu yang lain untuk mengajukan siapa lawannya. Jadi, sekarang parpol masih wait and see,” jelasnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menjadwalkan pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada bulan September 2023.

Sementara itu, Dedi Kurnia Syah Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) menilai peluang bergabungnya Gerindra dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) cukup besar.

Dia bilang, poros koalisi di Pilpres 2024 akan semakin jelas kalau Gerindra akhirnya memutuskan gabung KIB.

Dengan begitu, Dedi memperkirakan akan ada tiga pasangan calon (paslon) yang bakal bersaing pada Pemilu 2024.

“Gabungan koalisi Gerindra-KIB akan memperjelas jumlah koalisi yang terbentuk, akan muncul maksimal tiga koalisi kalau itu terjadi. Karena, PDIP bisa mengajukan Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo misalnya, dan Nasdem, Demokrat, PKS bisa maju mengusung Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono,” imbuhnya.

Gerindra, sambung Dedi, akan mempertahankan nilai tawar Prabowo Subianto sebagai calon presiden kalau memutuskan bergabung dengan KIB.

“Gerindra berpeluang cukup besar bersama KIB sepanjang Prabowo yang menjadi presidennya,” katanya.

Lebih lanjut, Dedi mendasarkan analisisnya pada prasyarat penetapan calon presiden dan calon wakil presiden di KIB. Antara lain, Airlangga HartartovKetum Golkar dinilai masih belum cukup kuat soal elektabilitas, walau menjabat ketum partai terbesar di KIB.

“Menempatkan Airlangga sebagai cawapres dari KIB masih peluang untuk memenangkan pertarungan 2024. Itu rasional kalau melihat Airlangga sebagai ketua umum paling besar di KIB tetapi elektabilitasnya rendah. Peluang menjadi cawapres masih mungkin,” tambahnya.

Kalau kesepakatan Prabowo Subianto sebagai capres dan Airlangga Hartarto sebagai cawapres tidak tercapai, Dedi menyebut semakin kecil kemungkinan Gerindra gabung KIB.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
31o
Kurs